Ketika aku dihadapkan pada suatu
pilihan antara HILANG dan KEHILANGAN, aku memilih untuk tidak mengalami
keduanya. Aku tak ingin meleburkan semua kenangan yang ada, yang kita lewati
bersama menikmati manis pahitnya hidup sambil belajar tentang kedewasaan
beriringan dengan bertambahnya usia dan berkurangnya sisa umur kita untuk
menghirup udara dunia.
Ketika
aku ditegur untuk berkomitmen pada satu pilihan saja antara HILANG dan
KEHILANGAN, dengan getir aku lebih memilih untuk HILANG. Meski berat, meski
pada akhirnya semua makhluk yang kusayangi, kucintai dan kukasihi akan hilang,
akan terpisahkan oleh alam yang berbeda dalam segenap waktu sampai akhirnya
akan kembali berjumpa pada saat yang terbilang luar biasa. Ya, pada masa semua
makhluk hidup yang telah meninggal bangkit di Hari Kebangkitan.
Aku tak
ingin kehilangan, aku takut airmataku memberatkan kepergiannya. Aku takut
setiap terlintas kenangan bersamanya membuat airmataku terus menetes. Aku tidak
ingin dihadapkan pada pilihan ini, namun aku harus bisa memilih. Meski pada
akhirnya tetap saja takdir Allah akan lebih kuasa menjawab apakah aku akan
HILANG, atau aku akan KEHILANGAN?
Sakit,
pergi lalu hilang itu hal yang sangat menyakitkan. Bukan saja dalam hal
percintaan, namun ada hal yang menurutku jauh lebih besar dibanding percintaan
itu. Kehidupan. Ya, hidup adalah suatu hal yang jauh lebih besar dan jauh lebih
berarti dibanding percintaan. Mengapa? Karena percintaan hidup dalam kehidupan.
Yasudahlah, intinya setiap makhluk hidup pasti akan hilang ataupun kehilangan..
Pandeglang, 05 Agustus 2014
Nasha Dilia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar